Sabtu, 17 Maret 2012

HERNIA NUKLEUS PULPOSUS (HNP), SARAF KEJEPIT

  HNP adalah proses penuaan dari  nukleus pulposus(bantalan tulang belakang) sehingga menonjol melalui anulus fibrosus ke dalam saluran saraf tulang belakang. Hal ini mengakibat penekanan saraf atau radiks saraf.
Pria dan wanita memiliki risiko yang sama dalam mengalami HNP, dengan prevalensi  paling sering antara usia 30 -  50 tahun. HNP merupakan penyebab paling umum ketidak nyamanan akibat kerja pada mereka yang berusia di bawah 45 tahun.
Unit segmental fungsional adalah kombinasi dari diskus di bagian anterior dan kedua persendian facet di posterior. Unit segmental fungsional ini menyediakan perlindungan terhadap komponen saraf dan pada saat yang bersamaan memungkinkan pergerakan dalam rentang stabilitas klinis.

Faktor Penyebab

Ada beberapa faktor yang berpotensi menyebabkan  HNP, di antaranya adalah berat badan yang  berlebihan, gaya hidup bermasalah (tidak normal), dan kebiasaan posisi  tubuh yang tidak  benar (misalnya cara duduk, caramembawa barang). Faktor lainnya adalah proses degeneratif yang menyebabkan kekuatan dan stabilitas tulang belakang terganggu sehingga menyebabkan tulang belakang mudah cedera.
Proses degenerative(proses penuaan) antara lain pertambahan usia yang berpengaruh pada penurunan kemampuan menahan air yang dimiliki nukleus pulposus, proteoglikan rusak, komponen mekanik memburuk yang menyebabkan terlampauinya tekanan maksimal dalam diskus sehingga mengakibatkan penonjolan anulus. Selain itu, pergerakan tiba-tiba dan bertenaga atau traumatik yang memindahkan gaya dalam jumlah besar ke tulang belakang juga berisiko besar terhadap kemungkinan terjadinya HNP.

GEJALA KLINIK
Nyeri yang disebabkan oleh HNP dikenal sebagai iskhialgia diskogenik atau siatika, yaitu nyeri sepanjang perjalanan saraf ischiadikus. Level segmentulang belakang yang terkena akan mempengaruhi daerah nyeri sesuai distribusi dermatom. Nyeri digambarkan sebagai nyeri yang tajam, berpangkal pada bagian bawah pinggang dan menjalar ke lipatan bokong tepat di pertengahan garis tersebut.
Dari titik tersebut ke lipatan lutut terasa ngilu, dan dari lipatan lutut ke maleolus eksterna terasa kurang enak atau parestesia atau hipestesia. Pada kasus yang lebih parah, dapat terjadi defisit motorik dan melemahnya refleks. Jika radiks yang terkena penonjolan diskus adalah L5-S1, maka ujung nyeri iskhialgik adalah hipestesia atau parestesia yang melingkari maleolus eksternus dan menuju ke jari kaki ke-4 dan ke-5.
Diskus yang mengalami herniasi dapat menekan ujung saraf di kauda equina; menyebabkan sindrom kauda equina dimana terjadi saddle anasthesia sehingga menyebabkan nyeri kaki bilateral, hilangnya sensasi perianal (anus), paralisis kandung kemih, dan kelemahan sfingter ani. Sakit pinggang yang diderita pun akan semakin parah jika duduk, membungkuk, mengangkat beban, batuk, meregangkan badan, dan bergerak. Istirahat dan penggunaan analgetik akan menghilangkan sakit yang diderita.
Penegakan diagnosis pada pasien HNP dapat berupa anamnesis dan pemeriksaan fisik. Untuk pemeriksaan penunjang, dapat menggunakan X-ray anatomi tulang belakang. Temuan utama pada x-ray pasien dengan HNP adalah penipisan diskus.
Selain itu, juga dilakukan dengan MRI sebagai gold standard untuk pemeriksaan  jaringan lunak pada tulang belakang, seperti diskus intervertebralis, ligamen, sumsum tulang belakang, dan saraf spinal.

PENATALAKSANAAN

Penanganan pada pasien HNP dapat berupa

Konservatif: istirahat mutlak di tempat tidur, terapi obat-obatan, fisioterapi, latihan, traksi, danpemakaian korset pinggang.

Operatif
Indikasi operasi adalah  terdapat sindrom kauda equina, mengalami defisit neurologis progresif, mengalami defisit neurologis yang nyata, dan rasa sakit yang menetap dan semakin parah empat sampai enam minggu setelah terapi konservatif.

Jenis pembedahan yang bisa dilakukan pada pasien HNP adalah
Laminotomi (pemotongan sebagian lamina di atas atau di bawah saraf yang tertekan), Laminektomi (pemotongan sebagian besar lamina atau vertebra), dan
Disektomi (pemotongan sebagian atau keseluruhan diskus intervertebralis).
Operasi Minimal invasive , Microendoskopi discektomi (MED), Operasi dengan sayatan 3-4 cm dengan sayatan kecil, lokasi patologi dimonitor dengan layar monitor, dilihat dengan endoskopi. Keuntungannya pasien bisa pulih lebih cepat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar